Aku
mendalami maknanya akhir-akhir ini. Setelah melewati serangkaian
episode-episode hebat yang digariskan Tuhan, pencarian yang cukup panjang,
perjuangan yang melelahkan, badai yang tak henti-hentinya menerjang, hari-hari
yang penuh tangisan, dan do'a-do'a yang tak pernah lupa dipanjatkan.
Rumah
ternyata bukanlah bangunan yang aku tau selama ini. Rumah ternyata tempat
dimana orang-orang yang kau cintai dan mencintaimu berada, tak peduli dimanapun
tempatnya.
Rumah
bukanlah rumah jika tidak ada kehidupan yang hidup di dalamnya. Rumah bukanlah
rumah jika tidak ada ketenangan dan kehangatan yang menyelimutinya. Rumah
terasa bukan rumah jika tidak ada sosok ayah dan ibu yang ada disana.
Untuk
ibu dan ayah tercinta, sehat-sehat ya. Maaf belum bisa pulang, keadaan disini tidak cukup baik. Aku sedang dalam
perjalanan, perjalanan mencari jati diri. Tolong jangan menua, tetaplah ada
disana. Aku sering takut, dunia ini terlalu jahat. Atau entah aku yang terlalu
naif. Akulah anak cengeng yang dipaksa tersenyum oleh harapan. Akulah anak
kecil yang tersesat di dunia yang begitu besar. Akulah anak polos yang dibentuk
oleh keadaan. Akulah anak biasa-biasa yang berusaha untuk berkembang. Akulah
anak lembut yang dilempari kerasnya batu kehidupan. Semua itu tidak buruk kok
bu, yah. Justru mendewasakan aku.
Selamat lebaran. Salam rindu.

Comments
Post a Comment